Andai Aku Tahu Itu yang Terakhir
Masih lekat dalam ingatan ketika kita duduk di dalam mobil. Berbicara tentang perpisahan yang kita khawatirkan. Bagaimana takdir akan memisahkan kita nantinya seiring berjalannya waktu yang menuntun kita semakin dewasa.
“Kira-kira, kalau udah nikah kita masih bisa ketemu nggak ya?”
Mungkin itu pertanyaan terakhir yang aku lontarkan.
Sudah setahun lebih sejak perbincangan di dalam mobil itu. Seharusnya tidak begini. Setidaknya lebaran tahun ini kita seharusnya bertemu seperti biasa. Tapi nihil. Belum menikah pun ternyata memang sudah tidak bisa.
Mimpi kecil yang kita rajut dahulu bersama yang lainnya sudah tidak ada. Yang aku punya sekarang hanya sosok seorang sahabat yang aku kira sudah seperti kakak sendiri. Namun ‘satu-satunya yang tersisa’ kini pun sudah pergi. Sekarang tak tersisa. Karena keadaan.
Jika mimpi kita tak bisa kita rajut, tak bisakah kau tetap tinggal?
Andai aku tahu itu yang terakhir, aku akan lebih banyak melakukan perbincangan denganmu, menitip pesan, atau lebih lama lagi menghabiskan waktu denganmu.
Waktu berjalan terus. Tapi hanya aku yang tetap tinggal.
(Bekasi, 09 September 2017)
(Bekasi, 09 September 2017)
Comments
Post a Comment